Saturday, November 23, 2019

Resensi Novel Anak Rantau- A Fuadi


 Hasil gambar untuk NOVEL ANAK RANTAU

Judul Buku                  : Anak Rantau

Penulis                         : Ahmad Fuadi

Penerbit                       : PT Falcon

Kota Penerbit              : Jakarta

Tahun Terbit                : Agustus 2017

Jumlah Halaman          : 370

ISBN                           : 978-602-60514-9-3

Genre                          : Fiksi

Harga                          : Rp 89.000,00


SINOPSIS
         Ahmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau. Fuadi merantau ke Jawa untuk masuk sekolah agama, Pondok Modern Gontor. Di Gontor inilah yang menjadi inspirasinya menulis novel mega bestseller, Negeri 5 Menara. Selain itu, dia juga menerbitkan novel Ranah 3 Warna dan Rantai 1 Muara yang merupakan sekuel Negeri 5 Menara.
         Hepi, seorang perantau yang tidak memiliki niat untuk merantau. Dia merantau karena hukuman yang diberikan oleh ayahnya, Martiaz. Sang ayah yang merasa gagal mendidik anaknya seorang diri membawa Hepi ke kampong halamannya di Minang untuk dididik oleh kakek dan nenek Hepi.
         Hepi yang merasa ditinggalkan sang ayah membuat janji dengan penuh amarah dan dendam. Perasaan dendam yang akan dia sadari bahwa itu adalah sebuah rasa rindu. Demi memenuhi janji yang ia buat sendiri, Hepi berusaha mencari uang yang dibantu oleh 2 sahabatnya di kampong, Zen dan Attar. Dalam memenuhi janjinya sendiri, Hepi mengalami banyak pengalaman seru mulai dari mendatangi sarang jin, menghadapi lelaki misterius, dan menjadi detektif.

KELEBIHAN
         Novel ini merupakan novel yang sangat menarik. Cara Fuadi dalam menggambarkan awal kisah dari sebuah kejadian membuat pembaca segera ingin tahu kelanjutan kisahnya. Penggambaran penulis untuk tempat di dalam cerita sangat detail dan disediakan pula peta tempat di dalam cerita sehingga pembaca bisa lebih jelas memahami tempat-tempat dalam cerita. Selain itu, di dalam novel ini juga memberi pengetahuan berupa sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.

KEKURANGAN
         Dalam novel ini banyak menggunakan bahasa dari daerah Minang seperti wa’ang, lapau, maota, dan sebagainya. Akan tetapi , arti dalam bahasa tersebut di letakkan di belakang setelah cerita selesai sehingga dapat menimbulkan kebingungan apabila tidak terbiasa. Maka dari itu, pembaca harus membaca secara seksama agar pembaca terbiasa dengan bahasa yang digunakan.

TOKOH
1. Tokoh Utama: Hepi
2. Tokoh Pendamping, diantaranya:
    a. Attar
    b. Zen
    c. Martiaz
    d. Datuak Mudo Labiah (kakek)
    e. Salisah
    f. Bang Lenon
    g. Bang Nopen
    h. Mak Tuo Ros.

No comments:

Post a Comment